Umat Islam perlu yakin dengan kualiti diri sendiri untuk berdoa

 

Doa merupakan satu ibadah. Ia merupakan senjata bagi orang-orang beriman. Allah SWT sendiri meminta hamba-Nya sentiasa berdoa kepada-Nya pada setiap keadaan dan suasana. Tetapi tidak sedikit dari kita yang mengabaikan ibadah yang sangat dituntut ini walaupun manfaat doa itu kembali kepada kemaslahatan diri kita sendiri.

Ada yang merasakan berdoa itu penting hanya dalam situasi terdesak dan keajaiban dari Allah sangat-sangat diharapkan untuk menyelesaikan masalahnya. Tetapi dalam situasi kehidupannya yang biasa, ia tidak melihat doa itu penting dalam kehidupannya.

Kalaupun berdoa, dilakukannya secara tidak serius. Ada pula yang melihat ibadah berdoa ini hanya sebagai agenda wajib sesuatu majlis mahupun keramaian sebagai penyeri majlis sahaja.

Ada di kalangan ustaz yang berada di dalam dilema apabila diminta ataupun diarahkan untuk membaca doa di dalam sesuatu majlis apabila melihat acara keseluruhan majlis yang meletakkan doa hanya pada pembukaan majlis tetapi diikuti dengan acara-acara yang bertentangan dengan tujuan doa itu diadakan iaitu untuk mendapatkan perkenan daripada Allah SWT.

Ada pihak berkuasa agama seperti Jabatan Kemajuan Islam Malaysia dan beberapa buah jabatan mufti negeri telah mengeluarkan garis panduan bacaan doa di dalam sesuatu majlis.

Ada yang mengharapkan doanya diterima seusai sahaja ia menghabiskan doanya. Bila dia merasakan doanya tidak diterima, ia cepat berputus asa bahkan ada yang menyalahkan Allah SWT dalam sudut kecil hatinya.

Selalunya doa yang dipohon secara individu, maka hajat yang dipohon pun bersifat hajat-hajat peribadi sehingga melupakan hajat-hajat umat yang sangat perlu untuk dipohon kepada Allah Yang Maha Memberi.

Sebenarnya doa itu sangat penting kepada kita sepanjang masa tidak kira apa juga suasana, saat kita memerlukan sesuatu ataupun tidak kerana kita pada hakikatnya setiap masa memerlukan Allah SWT.

Doa sebenarnya menghubungkan kita dengan Allah pada setiap masa dan keadaan.

Doa menginsafkan kita bahawasanya kita ini hanya hambaNya yang sangat daif dan lemah. Setiap masa kita memerlukan rahmat, kasih sayang dan perkenan daripada Allah SWT.

Firman Allah SWT: “Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60).

Asy Syaukani rahimahullah berkata: “Ayat ini memberikan faedah bahwa doa adalah ibadah dan bahwa meninggalkan berdoa kepada Rabb yang Maha Suci adalah sebuah kesombongan, dan tidak ada kesombongan yang lebih buruk daripada kesombongan seperti ini, bagaimana seorang hamba berlaku sombong tidak berdoa kepada Dzat yang merupakan Penciptanya, Pemberi rezeki kepadanya, Yang mengadakannya dari tidak ada dan pencipta alam semesta seluruhnya, pemberi rezekinya, Yang Menghidupkan, Mematikan, Yang Memberikan ganjarannya , maka tidak ragu-ragu lagi bahwa kesombongan ini adalah sebahagian dari kegilaan dan kekufuran terhadap nikmat Allah Ta’ala. (Lihat kitab Tuhfat Adz Dzakirin, karya Asy Syaukani).

Orang yang sentiasa bergantung kepada perkenanNya setelah berusaha semaksimum mungkin mendapat kemuliaan dari Allah SWT.

Abu Hurairah r.a berkata: “Nabi SAW bersabda: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan doa.” (HR. At Tirmidzi).

Para ulama menjustikasikan kenapa doa sesuatu yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan yang lainnya: “Kerana di dalam doa terdapat bentuk sikap perendahan diri seorang hamba kepada Allah dan menunjukkan kuasanya Allah Ta’ala.”Allah Ta’ala sangat, sangat, sangat menyukai hamba-Nya merendah diri kepada-Nya dan menunjukkan bahwa hanya Allah Ta’ala satu-satu-Nya Yang Berkuasa, Yang Maha Pengatur, yang Maha Pencipta, tiada sekutu bagi-Nya.

Doa yang kita mohon kepada Allah SWT, kita sangat mengharapkan dimakbulkan Allah. Namun kita mesti tahu, ada doa-doa yang ditolak oleh Allah SWT sejak dari awal lagi apabila seseorang itu tidak berusaha sedaya upaya untuk mengatur hidupnya sebagai hamba Allah, makan minumnya, pakaiannya dari sumber yang haram seperti yang tersebut dalam sebuah hadith sahih.

Tiba-tiba mengharapkan doanya dikabulkan Allah. Ada doa yang dimakbulkan Allah segera apa yang kita minta, ada doa yang dikabulkan tetapi bukan sesuatu yang kita minta tetapi diganti oleh Allah sesuatu yang lebih baik untuk kita seperti dielakkan daripada kesusahan atau bencana. Ada doa yang kita pohon diperkenankan oleh Allah di akhirat nanti.

Umat Islam perlu yakin dengan kualiti diri sendiri untuk berdoa tanpa perlu mengharapkan doa lebih mudah dimakbulkan apabila menggunakan perkhidmatan individu atau perkhidmatan lain sebagai perantara. Walaupun kita menerima fadhilat berdoa di tempat-tempat tertentu tetapi tidaklah sampai kita dituntut sampai mengupah seseorang untuk berdoa di tempat-tempat berkenaan.

Dalam hadis-hadis sahih masih banyak cara dan peluang yang Allah beri agar kita guna kesempatan untuk doa kita dimakbulkan khususnya pada waktu-waktu mustajab walaupun di Malaysia antaranya Malam al qadr, ketika waktu sahur (hadis riwayat al Bukhari), doa selepas solat fardu (hadis riwayat al Tirmizi), doa antara azan dan iqomah (riwayat Abu Daud), ketika hujan turun (riwayat Abu Daud), ada satu ketika yang tidak diketahui pada waktu malam dan hari Jumaat sebagai galakan memperbanyakkan berdoa (riwayat Imam Bukhari dan Muslim), ketika sujud, mendengar kokokan ayam (riwayat Imam Bukhari dan Muslim) dan banyak lagi.

Sahibus Samahah Ustaz Haji Zamri Hashim
Timbalan Mufti Negeri Perak

www.indahnyaislam.my

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Sumbangan
Related Posts