Jatuh cinta dengan Al-Quran, ahli komputer Yahudi ini masuk Islam

13901414_765753813527254_1547720104148559865_n

 

Richard Leiman, seorang Yahudi Amerika Syarikat, sejak kecil sering mendengarkan siaran BBC World Services terutama siaran tentang Timur Tengah. Dari BBC, dia bukan hanya sering mendengarkan lagu-lagu khas Timur Tengah yang digemarinya tapi juga lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Tapi ketika itu, Leiman kecil belum faham tentang Al-Quran apatah lagi mengenal Islam.

“Ketika saya dewasa, saya masih mendengarkan BBC World Service. Di BBC, setiap hari ada acara yang namanya ‘Words of Faith’, isinya ceramah pendek antara lima hingga lapan minit dari para penceramah agama yang mewakili lima agama yang ada di United Kingdom. Dari semua penceramah, yang paling saya suka ceramah-ceramah dari para penceramah agama Islam,” ujar Leiman.

“Setiap kali wakil dari Muslim berbicara, saya merasa ingin tahu lebih jauh tentang Islam. Pandangan saya tentang Islam adalah orang yang memeluk agama Islam adalah orang yang hidupnya bahagia. Orang Islam tidak seperti orang yang digambarkan oleh media massa AS. Saya menolak percaya apa yang digambarkan media massa AS tentang umat Islam yang begitu mencintai Allah. Dan kerana latar belakang saya Yahudi, satu hal yang menyatukan saya dengan Islam adalah keyakinan bahwa Allah itu satu,” kata Leiman.

Pertemuan pertama dengan muslim

Walaupun tinggal di Amerika, Leiman mencari pekerjaan sampai di UK dan sempat tinggal beberapa waktu di UK untuk mencari peluang pekerjaan. Leiman kembali ke AS kerana tidak mendapatkan pekerjaan, tapi tetap rajin menulis permohonan kerja ke perusahaan-perusahaan di UK yang alamatnya ia dapatkan dari sebuah majalah yang diberikan sebuah agensi tenaga kerja di UK.

Usaha Leiman yang ahli dalam bidang program komputer ini membuahkan hasil. Dia diterima bekerja di perusahaan Logo Tech. Di perusahaan inilah dia bertemu dengan seorang muslim untuk pertama kalinya. Nama muslim itu Anis Karim yang juga supervisor di tempatnya bekerja.

Pada Karim, Leiman bertanya dimana dia boleh mendapatkan Al-Quran dengan terjemahan. Tanpa disangka, beberapa hari kemudian, Karim memberikannya sebuah Al-Quran. Karim juga meminta Leiman agar dalam keadaan bersih, paling tidak mandi dulu sebelum membaca Al-Quran. “Tapi saya tidak pernah menunjukkan Al-Quran itu pada orang lain, khawatir mereka menghina saya jika terlihat membaca Al-Quran,” kata Leiman.

Setelah mendapatkan Al-Quran dari Karim, keesokan harinya Leiman langsung membaca terjemahan Al-Quran setelah dia mandi dan sarapan pagi. “Saya menemukan perintah “bacalah”, perintah Allah pada Malaikat Jibril untuk disampaikan pada Rasulullah Muhammad SAW, meskipun Rasulullah tidak boleh membaca dan menulis,” tutur Leiman menceritakan pengalaman pertamanya membaca Al-Quran.

Saat itu sekitar tahun 1990-an. Leiman merasakan ketertarikan yang luar biasa pada Islam meski dia baru membaca 10 halaman Al-Quran. “Sulit menjelaskan dengan kata-kata. Saya baru membaca 10 halaman, pada titik itu, hati kecil saya berkata, inilah agama buat saya. Makin banyak saya baca, saya makin ingin tahu dan makin menyukai apa yang saya baca,” ujar Leiman.

Tapi pengetahuan Leiman baru sampai sebatas itu. Leiman belum tahu lebih mendalam tentang Islam bahkan tentang solat. Leiman cuma tahu orang Islam sujud ketika solat. Namun, setiap kali Karim mengajaknya pergi ke masjid di London, Leiman selalu ikut. Dari situ dia tahu bahwa umat Islam menunaikan solat lima waktu sehari semalam dan Leiman mula mencuba solat pada malam hari sebelum dia tidur dan pada pagi hari, saat dia bangun.

Sayangnya, persahabat Leiman dan Karim berakhir kerana permit kerjanya di UK tamat dan Leiman harus kembali ke AS.

Menjadi seorang muslim

Di AS, Leiman menganggur untuk beberapa tahun dan akhirnya dia pergi ke Huntsville, Alabama ke tempat ayahnya. Di kota inilah, Leiman menemukan kembali jejak Islam yang pernah dia pelajari ketika di UK.

Berawal dari rencananya berkunjung ke Indonesia bersama saudara perempuannya. Saudara perempuan Leiman memintanya membantu mencarikan perhiasan khas Islam yang akan diberikan pada sahabatnya di Indonesia. Leiman tidak tahu apakah di kotanya ada komuniti muslim. Dia kemudian ingat ada sebuah kedai bernama Crescent Import yang dikiranya dimiliki oleh Muslim, tapi ternyata bukan.

“Tapi Allah memberi petunjuk pada saya. Saya berbincang dengan pemilik kedai dan dia memberitahu saya agar datang saja ke Huntsville Islamic Center jika ingin mencari perhiasan khas Islam,” katanya.

Leiman mengaku bersyukur pada Tuhan yang telah mengarahkannya ke masjid. “Saya agak takut masuk ke tempat itu untuk bertemu imamnya kerana bagi saya masjid adalah tempat suci. Tapi tiba-tiba saya ingat pernah bertemu seorang perempuan berjilbab dan bertanya tentang Islam. Perempuan itu juga menyuruh saya ke tempat ini. Saat itulah saya punya keberanian masuk ke masjid,” tutur Leiman.

Dia berhasil menjumpai imam masjid, yang mengundangnya untuk ikut solat berjamaah. Inilah titik perubahan hidup Leiman. Dia mulai rutin datang ke masjid setiap seminggu sekali pada malam hari. Makin sering dia datang, makin kuat dorongan untuk ikut solat di masjid. Akhirnya, hampir tiap waktu solat Leiman menunaikan solatnya di masjid kecuali waktu Asar dan Maghrib kerana waktu itu dia masih berada di pejabat.

Bulan November 1996, Leiman baru secara terbuka mengucapkan dua kalimat syahadah dan rasmi menjadi seorang muslim. Sejak itu, dia selalu solat Zohor dan Asar sendirian atau berjemaah dengan sesama Muslim lainnya di sebuah masjid kecil berdekatan tempatnya bekerja.

“Saya dengan bangga membawa sejadah saat berjalan di lorong pejabat, dan menjawab pertanyaan setiap orang yang bertanya apa yang saya bawa. Setiap orang bertanya, saya jawab bahawa saya adalah seorang muslim dan yang saya bawa adalah sejadah untuk alas solat,” ujar Leiman bangga.

“Di meja kerja, saya juga meletakkan beberapa hiasan islamik, termasuk di komputer saya yang selalu menggunakan gambar latar Ka’bah atau masjid,” sambungnya.

“Sekarang saya seorang muslim, tiada lagi undur ke belakang menjadi non-muslim!” ujar Leiman.

Sumber: http://www.islamreligion.com/articles/615/richard-leiman-ex-jew-usa/

www.indahnyaislam.my

Total
0
Shares
1 comment
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *



Sumbangan
Related Posts